Minggu, 02 Juni 2013

PERANAN PERENCANAAN SOSIAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL



PERANAN PERENCANAAN SOSIAL DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

A.    Sejarah Munculnya Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial pada awalnya digunakan di negara-negara maju bagian Eropa bagian barat dan Amerika bagian utara, kebanyakan orang-orang barat beranggapan bahwa perencanaan sosial mempunyai kaitan yang erat dengan masalah perencanaan kesejahteraan sosial. Berasarkan laporan PBB yang dipublikasikan pada tahun 1970 memberikan kesimpulan “ Untuk tujuan perencanaan maka bidang kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terorganisasi yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memungkinkan individu, kelompok  serta masyarakat untuk memperbaiki keadaan mereka sendiri menyesuaikan diri terhadap kondisi yang ada dan berpartisipasi dalam tugas-tugas pembangunan.Kegiatan semacam ini tentunya membutuhkan keterampilan khusus misalnya dalam hal diagnosa sosial, hubungan masyarakat serta pendidikan informal. Sedangkan bentuk kegiatan itu sendiri dapat dibedakan dengan badan pelayanan kesehatan atau fasilitas dasar bagi pendidika formal dan sekolah-sekolah kejuruan lainya”(PBB, 1970 : 65).

 Selain pengertian yang dikeluarkan oleh PBB diatas ada istilah yang lebih sempit yang dibuat oleh PBB juga sebagai mana berikut “Rangkaian kegiatan yang dibentuk guna memungkinkan individu,keluarga, kelompok masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah sosial dikarenakan adanya perubahan keadaan”( PBB.1970 : 53). Pengertian kesejahteraan sosial mencakup suatu daftar kegiatan pelayanan khusus kegiatan yang telah dicantumkan dalam suatu terbitan PPB mengenai pelayanan kesejahteraan sosial pada tahun 1959. Adapun kegiatan yang dimaksudkan dalah sebagai berikut : Bimbingan keluarga, pendidikan orang tua, pelayanan perawatan sehari-hari, pelayanan kesejahteraan anak, pelayanan oarang lanjut usia atau jompo, rehabilitasi para penyandang cacat dan para napi, pelayanan bagi para pengembara dan pengungsi, kegiatan kelompok remaja, pelayanan kesehatan dan pengobatan, kegiatan persekolahan, pusat pelayanan sosial yang ada kaitannya dengan masalah perumahan.(PBB, 1970 : 53).

Selama ini perencanaan sosial dipandang sebagai dua jenis gambaran masyarakat barat, yang pertama perncanaan sosial menggambarkan adanya peran yang cukup penting bagi negara dalm pengadaan pelayanan masyarakat walaupun dalam setiap negara berbeda-beda bentuk pelayanannya.Tetapi pada umumnya timbul anggapan bahwa peran pemerintahlah yang nampaknya menentukan.Di Inggris misalnya corak serta jenis bantuan pelayanan sosial sangat tergantung pada kebijaksaan partai yang berkuasa dalam kabinet.Kedua, kenyataan bahwa negara-negara maju seperti Eropa barat dan Amerika serikat tidak menjalankan perencanaan pembangunan secara normal, dalm artian perencanaan sosial tersebut sebagaimana apa adanya dalam penjelasaan terdahulu. Dengan kata lain , negara maju tersebut ikut terlibat  dalam suatu usaha yang luas dan kontinu  guna menghasilkan perubahan-perubahan  yang telah diperhitungkan dengan masak dalam lingkungan sosial ekonomi mereka. Perbedaan penting lainya antara negara dunia ketiga dengan negara-negara Amerika Utara dan Eropa Barat terletak pada peran perencanaan pembanguna itu sendiri. Disebagian besar negara dunia ketiga, pembangunan perencanaan telah menjadi suatu pusat kegiatan terhitung sejak perang dunia II, khususnya sejak sejumlah negara banyak yang sudah banyak memperoleh kemerdekaan politik.

B.     Definisi Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial adalah kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat. Secara Ilmiah yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya hambatan. Perencanaan sosial lebih bersifat  preventif oleh karena kegiatannya merupakan pengarahan-pengarahan dan bimbingan sosial mengenai cara-cara hidup masyarakat yang lebih baik. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat akan besar pengaruhnya dalam kehidupan, baik positif maupun negatif.
Secara sosiologis, perencanaan ini didasarkan pada perincian pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik dari pada sebelumnya.

C.    Fungsi Perencanaan Sosial
Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Banyak kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.


D.    Sifat dan Tujuan Perencanaan Sosial
ð  Sifat perencanaan
Perencanaan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Kontribusi terhadap tujuan (contribution of objective).
Bahwa setiap perencanaan dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
2.      Kedudukan yang istimewa dari suatu perencanaan (primacy of planning).
Bahwa setiap perencanaan selalu harus ditempatkan pada kedudukan pertama dari suatu proses manajemen. Perencanaan harus dapat member arah bagi pelaksanaan proses manajemen berikutnya.
3.      Kemampuan pengisian dari planning (pervasiveness of planning).
Merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara pencapainnya. Suatu rencana dilaksanakan oleh semua level manajer, tetapi penekanan dan cakupannya berbeda, tergantung wewenang yang dimilikinya dan batasan dari atasan.
ð  Tujuan Perencanaan
¤         Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
¤         Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
¤         Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
¤         Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

E.     Proses Perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1)      Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2)      Merumuskan keadaan saat ini
3)      Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4)      Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan


F.     Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesi nambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1)      Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2)      Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

G.    Manfaat dan Kelemahan Perencanaan Adalah :
ð  Manfaat Perencanaan :
1)      Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2)      Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3)      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4)      Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5)      Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6)      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7)      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8)      Menghemat waktu, usaha, dan dana.

ð  kelemahan perencanaan adalah :
1)      Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2)      Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3)      Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4)      Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5)      Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten

H.    Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.

I.       Peranan Perencanaan Sosial
Pokok perhatian dalam Perencanaan Sosial adalah melakukan modifikasi, menghilangkan atau membuat kebijakan-kebijakan ataupun program-program sosial dalam suatu organisasi pelayanan.
Perencanaan sosial umumnya mempunyai peran utama:
  1. Mengembangkan perundang-undangan.
  2. Mengevaluasi program-program sosial.
  3. Menciptakan/ mendisain model-model pelayanan.
  4. Mengembangkan komite dewan penasehat/ badan kebijakan yang bertugas memberikan masukan kepada pengembang program-program pada organisasi pelayanan.
Pada tingkat Masyarakat (Community Level) biasanya perencana social bekerja pada agen-agen yang berada di bawah pemerintah ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
Adapun peran yang biasa dilakukan perencana sosial tingkat masyarakat adalah:
  1. Perencanaan yang bersifat sektoral yang penjangkauannya lebih pada sektor pelayanan atau populasi yang spesifik.
  2. Peranannya lebih pada memberikan masukan pada sistem perundang-undangan atau kebijakan di bidang pelayanan kesehatan, kesehatan mental atau pelayanan pada anak-anak muda.
  3. Pelayanan yang bersifat direct service, dalam 4 bentuk:
·         Menggalang dukungan untuk mencapai ideologi, program atau keuangan
·         Mengarahkan proses perubahan dalam organisasi seperti dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Perekrutan Tenaga Ahli, Fasilitas, Pendanaan, dll
·         Menentukan wilayah pelayanan atau program.
·         Merubah atau mengembangkan komunitas atau program sosial yang berada di luar wilayah pelayanan, namun pelayanan itu penting untuk dilakukan, seperti organisasi-organisasi pelayanan internasional (IOM, SC, WVI, etc)
Pada kenyataannya yang paling banyak dilakukan oleh perencana sosial di tingkat komunitas atau masyarakat adalah perencanaan yang bersifat sektoral dan menjadi advokasi dalam memberi masukan pada sistem perundang-undangan atau kebijakan. Umumnya lembaga-lembaga pelayanan di tingkat komunitas ini mempunyai wilayah kerja atau karakteristik kelompok sasaran yang sama, untuk itu perlu dibentuk lembaga koordinasi yang biasanya berada dibawah pemerintah, terutama lembaga-lembaga pemerintahan yang terkait (Dinas, Departemen dll). Lembaga-lembaga pelayanan sosial swasta umumnya mempunyai karakteristik memberi pekayanan pada 1 jenis pelayanan (spesifik/ spesialisasi)
Dalam melakukan perencanaan biasanya tidak pernah terlepas dari sektor-sektor terkait (lintas sektoral), dimana masing-masing lembaga mempunyai tujuan yang khusus dan populasi yang khusus. Untuk itu diperlukan satu koordinator yang dalam kerjanya menggunakan pendekatan-pendekatan holistik/ komprehensif.
Biasanya kedudukan perencana sosial dalam suatu organisasi dapat sebagai executive director yang mempunyai akses pada pembuatan kebijakan di tingkat atas, namun tidak mempunyai akses pada pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat. Posisi lainnya adalah berada di antara menejerial dan operasional atau berada di dua posisi ini sekaligus, mereka biasanya mempunyai otoritas pada pengembangan program dan pelaksanaan program sehingga perencana dapat memahami pula implikasi dari masing-masing kebijakan/ progrma yang dibuat.
Seorang perencana sosial selalu mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pekerjaannya, dan setiap perencan juga mempunyai atribut yang melekat dalam diri mereka yang sedikit banyak juga turut mempengaruhi perencanaan yang mereka buat.
Permasalahan yang muncul terkadang perencana dalam posisi ditengah-tengah antara masyarakat dengan seperangkat kepentingan dan kebutuhan dengan pihak-pihak pemberi kerja atau donor.
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada value-free-social planning, maksudnya dalah masalah atau perencanaan sosial dibuat berdasarkan banyak pertimbangan yang dipengaruhi oleh banyak pihak (masyarakat, donor, lembaga, politik, negara dll)
Keuntungan mempekerjakan perencana sosial profesional diantaranya adalah
  1. Perencana sosial profesional memiliki pandangan yang lebih luas terhadap isu-isu dan problema-problema yang ada dalam setiap aspek perencanaan sosial.
  2. Perencana sosial profesional memiliki tingkat tertentu dalam hal keterampilan serta beberapa teknik analisa yang sudah diketahui bersifat umum untuk berbagai jenis perencanaan sosial.

Perencanaan Sosial Profesional ini biasanya berasal dari:
  1. Mereka yang memulai kariernya dengan mengkhususkan diri pada satu bentuk atau jenis pembangunan sosial atau perencanaan sosial, kemudian melanjutkan minat atau perhatiannya pada aspek-aspek perencanaan sosial yang lain.
  2. Mereka yang bekerja sebagai administrator umum atau perencanaan pembangunan yang meningkatkan suatu minat tertentu dalam aspek-aspek sosial di dalam pembangunan dan perencanaan.
  3. Mereka yang memilik latar belakang pendidikan sosiologi, kesejahteraan sosial antropologi atau bidang ilmu lainnya yang mengambil keputusan untuk memanfaatkan keterampilan akademisnya dalam praktek.
  4. Mereka yang khusus di didik atau dilatih sebagai perencana sosial.


Terdapat 4 komponen penting yang harus ada dalam latihan perencanaan sosial, diantaranya:
  1. Pengantar studi pembangunan secara umum dan khususnya formulasi kebijaksanaan dan pembangunan sosial.
  2. Pengantar struktur pemerintahan dan administrasi serta peran peran dan metode perencanaan pembangunan.
  3. Analisa peran perencanaan sosial dalam berbagai bentuk.
  4. Batasan-batasan mengenai keterampilan dan teknik dasar yang dibutuhkan perencanaan sosial.
J.      Mengatasi Permasalahan Penolakan Pada Pembaharuan
Faktanya organisasi atau masyarakat sulit untuk menghadapi perubahan, karena mereka sudah mempunyai rutinitas yang sudah mereka mengerti atau jalani. Selain itu perubahan biasanya berkorelasi dengan masalah keuangan.
Apalagi suatu organisasi yang sudah lama melakukan penanganan masalah sosial, umumnya mereka sudah mempunyai mekanisme yang mapan sehingga ada ke engganan untuk melakukan perubahan.
Perubahan memang tidak dapat dilakukan dengan paksaan, seorang perencana harus berusaha untuk meyakinkan dan dilakukan secara perlahan dengan mengikut sertakan orang-orang yang berkepentingan dalam proses perubahan yang dilakukan.
Ada beberapa alasan mengapa terjadi penolakkan pada perubahan diantaranya:
  1. Merasa terhina jika perubahan ataupun usulan perubahan itu datang dari pihak luar.
  2. Adanya alasan kuangan, ketidaktersediaan dana untuk melakukan perubahan atau perubahan dirasakan tidak efisien sehingga dirasakan terlalu banyak membutuhkan biaya.
  3. Perubahan akan mengganggu proses menejemen, karena perubahan biasanya menuntut adanya penambahan atau perubahan keterampilan atau pengetahuan dan konsekuensinya membutuhkan tenaga baru seklaigus akan mengganggu status quo.
  4. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai kondisi atau situasi seperti saat ini sedangkan perubahan menuntut pengambilan risiko yang cepat.
Seorang perencana harus berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan serta pengalamannya untuk tetap melakukan perubahan dengan menggunakan prosedur-porsedur dan teknik-teknik perencanaan dan perubahan yang terjadi nanti harus etap sesuai dengan tujuan atau visi misi dari lembaga yang bersangkutan atau masyarakat.
Pada kenyataan yang terjadi secara umum bahwa sebuah organisasi baru atau pegawai baru lebih banyak dari mereka yang mau mengambil risiko karena mereka umumnya masih mempunyai semangat yang tinggi, dan lama kelamaan suatu organisasi atau pegawai itu makin mapan dan berkembang sehingga mulai terbentuk suatu prosedur dan peraturan-peraturan yang mulai di formalkan. Kemudian suatu organisasi atau pegawai mulai memikirkan bagaimana cara untuk bertahan (survive) dan mulai memikirkan bagaimana membuat organisasi mereka itu lebih maju ketimbang memikirkan penemuan-penemuan baru yang kemungkinan akan mengganggu status kemapanan yang telah dicapai. Karena perubahan juga tidak selalu menjamin adanya suatu inovasi dan suatu inovasi juga tidak selalu menghasilkan pelayanan yang efektif atau lebih baik.
Perubahan biasanya terjadi karena adanya tuntutan perluasan wilayan pelayanan dan atau ada data baru tentang program tertentu, sehingga suatu organisasi harus merekrut tenaga baru dengan ide-ide baru serta pengetahuan dan keterampilan yang lain. Namun kenyataannya perekrutan tenaga baru cukup memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, jika perekrutan dilakukan oleh lembaga khusus yang menangani perekrutan terkadang hasilnya kurang memuaskan karena lembaga tersebut kurang mengakomodir keinginan lembaga yang berkepentingan sehingga jika ingin memanfaat lebaga seperti ini harus diterangkan dengan tepat tenaga baru yang dibutuhkan secara detail.
Permasalah yang berkaitan dengan perubahan adalah kaena adanya hambatan pada keterbatasan sumber daya, biaya dan pembagian tugas. Bahkan terkadang hambatan ini sudah mendarah daging dalam tubuh suatu organisasi sehingga mereka pun tidak mengetahui jika mereka mempunyai permasalahan. Dalam hal ini perencana sosial dapat bertindak sebagai fasilitator atau penghubung antara lembaga dengan sumberdaya terkait. Terkait dengan biaya atau sumber dana biasanya suatu lembaga telah memiliki alokasi dana yang tetap, namun dengan adanya perubahan dapat mengganggu stabilitas dana yang ada, mereka sudah menginfestasikan dana mereka pada fasilitas, tenaga ahli (terutama dalam hal pelatihan tenaga menjadi tenaga profesional).
K.    Perencanaan Sosial Dalam Perencanaan Pembangunan

Didalam perencanaan pembangunan ada beberapa hal atau faktor yang tidak boleh ditinggalkan, faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Faktor manusia
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Apthorpe (1970) dan para pakar yang lain bahwa manusia menjadi salah satu faktor penting dalam perencanaan pembnagunan. Faktor ini meliputu beberapa sapek lingkugan sosial budaya yang mempengaruhi cara mereka merasakan kebutuhan dan mewujudkanya dalam program pembangunan.Konsep faktor manusia adalah penting dalam mendiskusika rasionalitas manusia.
2.      Pemenuhan kebutuhan sosial
Sedikit berbeda tentang interpretasi mengenai aspek sosial pada perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sosial (Provision of social nedds) termasuk pelayanan sosial dasar seperti pendidikan ,kesehatan, perumahan dan kebutuhan dasar lainya yang tidak mudah untuk ditentukan seperti kebudayaan tradisional. Pada zaman dahulu progran-program pembangunan hanya diarahkan pada pencapaian ekonomi dan kurang mengindahkan kebutuhan sosial yang ada.
3.      Keadailan sosial
Tujuan dari memperhitungkan faktor-faktor sosial adalah untuk mengetahui kemungkinan dampak yang timbul dari adanya ketimpangan-ketimpangan antara individu atau kelompok seperti program ekstensifikasi pertanian akan membawa keuntungan pada semua petani atau hanya pada petania kaya saja. Dengan kata lain perencanaan pembangunan harus dihubungkan dengan pertanyaan tentang persamaan keadilan sosial.
4.      Pembangunan manusia seutuhnya
Alasan mengapa faktor sosial menjadi bagian dalam perencanaan pembangunan nasional yang pertama adalah adanya fakta bahwa perencanaan sering gagal jika pertimbangan sosial tidak diperhitungkan dan alasan yang kedua adalah bahwa pencapaian tujuan sosial atau berbagai tujuan lainya sekarang ini banyak dikenal di berbagai negara sebagai tujuan akhir, tidak ahnaya sekedar cara untuk meyakinkan bahw atujuan ekonomi akan tercapai tanapa adanya rintangan. Hal ini telah dipaparkan oleh Nye-rere  yang tidak hanya menekankan pentingnaya pertimbangan faktor sosial tetapi lebih jauh dari itu seperti yang ia katakan bawa jika kita mengejar-ngejar kekayaan sebagai”martabat” dan ketimpangan sosial maka yang terakhirlah yang akan mendapat prioritas penanganan (Nye-rere, 1968 : 316).

L.     Tahap-tahap Perencanaan Pembangunan
Dalam tahapan-tahapan perencanaan pembangunan tentunya sangat menunjang dan membantu kelancaran suatu perencanaan pembangunan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar serta tepat sasaran yang diharapkan. Adapun tahapan-tahapan dalam suatu proses perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut :
1.      Penyusunan rencana
            Penyusunan rencana terdiri dari :
a.       Tinjauan keadaan
Tinjauan keadaan ini dapat berupa tinjauan sebelum memulai suatu rencana atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan sebelummnya.
b.      Perkiraan keadaan masa yang akan dilalui rencana
Hal ini diperlukan data-data statistik, hasil penelitian dan tekhniknya.
c.       Penetapan tujuan rencana dan pemilihan cara-cara pencapaian tujuan tersebut.
d.      Identifikasi kebijakan atau kegiatan usaha yang perlu dilakukan dalam rencana.
e.       Persetujuan rencana.
Proses pengambilan keputusan disini mungkin bertingkat-tingkat dari keputusan dibidang tekhnik kemudian memasuki wilayah proses politik.


2.      Penyusunan program perencanaan.
Dalam tahapan ini dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu, jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan.
3.      Pelaksanaan rencana
Dalam pelaksanaan rencana, suatu rencana tentunya harus yang benar-benar sesuai dengan kesepakatan awal, jangan sampai menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan bagi yang lainnya.
4.      Pengawasan atas pelaksanaan rencana
Tujuan pengawasan adalah :
a.       Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan rencana.
b.      Apabila terdapat penyimpangan, kita akan tau seberapa jauh penyimpangan tersebut dan apa penyebabnya.
c.       Dilakukan tindakan korektif terhadap adanya penyimpangan-penyimpangan.
5.      Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan pengawasan, dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau tinjauan yangberjalan secara terus menerus.
Dengan adanya perencanaan pembangunan tentunya akan sangat bermanfaat dalam menunjang pembangunan yang akan dilakukan baik bagi pemerintah maupun rekanan kerja dan masyarakat. Adanya tahapan-tahapan yang baik dalam perencanaan pembangunan maupun dalam pembangunan itu sendiri diharapkan akan sangat membantu dalam proses perencanaan yang betul-betul bisa bermanfaat baik bagi pemerintah maupun masyarakat dan untuk menunjang kemajuan daerah itu sendiri
M.   Mekanisme Perencanaan dan Pembangunan
Perencanaan maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda. Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan Pembangunan adalah suatu proses perubahan dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada.
Dengan demikian Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan pembangunan secara sistimatis dimana pilihan-pilihan tersebut dilakukan secara skala prioritas dan bermanfaat bagi masyarakat baik secara efisien dan efektif berdasarkan ukuran atau ketentuan yang dipilih sebelumnya.
Perencanaan pembangunan sanagat erat hubungannya dengan ekonomi pembangunan, bila sekiranya ruang gerak ekonomi pembangunan berusaha mencari strategi pembangunan Negara yang sedang berkembang, maka perencanaan pembangunan merupakan alat yang ampuh untuk menterjemahkan strategi pembangunan tersebut kedalam berbagai program kegiatan yang terkoordinir.
Perencanan pembangunan merupakan suatu usaha untuk merencanakan perkembangan masa depan suatu negara maupun daerah, tidak akan maju dan berhasil pembangunan suatu negara atau daerah tanpa adanya perencanaan pembangunan yang terarah.
Ruang lingkup perencanaan Negara sedang berkembang tentunya sangat tergantung dengan keadaan ekonomi, sosial dan politik dan tahap pembangunannya. Hal ini berlaku pula bagi perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan di daerah, semakin maju tahap pembangunannya, maka akan semakin komplek pula ruang lingkup dan tehnik penyusunan perencanaan pembangunannya.
Akan tetapi harus pula diakui bahwa bagaimanapun kompleksnya sebuah rencana, tidak akan menjamin bahwa pelaksanaannya akan berjalan dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan rencana, akan tetapi perencanaan pembangunan merupakan langkah awal dari serangkaian langkah yang akan ditempuh dimasa yang akan datang. Perencanaan pembangunan sebagai alat kebijaksanaan pemerintah akan tetap memegang peranan penting didalam proses pembangunan nasional maupun daerah.
Dalam penyusunan perencanaan pembangunan dilakukan perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan.
Dengan penelaahan perencanaan pembangunan tentunya ada tahapan-tahapan yang harus kita ikuti, hal tersebut menunjukkan urutan-urutannya saja, sebab didalam kegiatan perencanaan pembangunan nanti diharapkan bisa terkontrol dan kegiatan pembangunannya bisa berjalan dengan lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI

PERBEDAAN Aku bagaikan langit yang tenang tanpa riak yang menggetarkan Sedangkan kau bagaikan laut yang selalu bergemuruh dengan selur...