PERANAN PERENCANAAN SOSIAL DALAM
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
A.
Sejarah Munculnya Perencanaan Sosial
Perencanaan
sosial pada awalnya digunakan di negara-negara maju bagian Eropa bagian barat
dan Amerika bagian utara, kebanyakan orang-orang barat beranggapan bahwa
perencanaan sosial mempunyai kaitan yang erat dengan masalah perencanaan
kesejahteraan sosial. Berasarkan laporan PBB yang dipublikasikan pada tahun
1970 memberikan kesimpulan “ Untuk tujuan
perencanaan maka bidang kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang terorganisasi yang pada dasarnya dimaksudkan untuk
memungkinkan individu, kelompok serta masyarakat untuk memperbaiki
keadaan mereka sendiri menyesuaikan diri terhadap kondisi yang ada dan
berpartisipasi dalam tugas-tugas pembangunan.Kegiatan semacam ini tentunya
membutuhkan keterampilan khusus misalnya dalam hal diagnosa sosial, hubungan
masyarakat serta pendidikan informal. Sedangkan bentuk kegiatan itu sendiri
dapat dibedakan dengan badan pelayanan kesehatan atau fasilitas dasar bagi
pendidika formal dan sekolah-sekolah kejuruan lainya”(PBB, 1970 : 65).
Selain pengertian yang dikeluarkan
oleh PBB diatas ada istilah yang lebih sempit yang dibuat oleh PBB juga sebagai
mana berikut “Rangkaian kegiatan yang
dibentuk guna memungkinkan individu,keluarga, kelompok masyarakat untuk
mengatasi masalah-masalah sosial dikarenakan adanya perubahan keadaan”(
PBB.1970 : 53). Pengertian kesejahteraan sosial mencakup suatu daftar
kegiatan pelayanan khusus kegiatan yang telah dicantumkan dalam suatu terbitan
PPB mengenai pelayanan kesejahteraan sosial pada tahun 1959. Adapun kegiatan
yang dimaksudkan dalah sebagai berikut : Bimbingan keluarga, pendidikan orang
tua, pelayanan perawatan sehari-hari, pelayanan kesejahteraan anak, pelayanan
oarang lanjut usia atau jompo, rehabilitasi para penyandang cacat dan para
napi, pelayanan bagi para pengembara dan pengungsi, kegiatan kelompok remaja,
pelayanan kesehatan dan pengobatan, kegiatan persekolahan, pusat pelayanan
sosial yang ada kaitannya dengan masalah perumahan.(PBB, 1970 : 53).
Selama ini
perencanaan sosial dipandang sebagai dua jenis gambaran masyarakat barat, yang
pertama perncanaan sosial menggambarkan adanya peran yang cukup penting bagi
negara dalm pengadaan pelayanan masyarakat walaupun dalam setiap negara
berbeda-beda bentuk pelayanannya.Tetapi pada umumnya timbul anggapan bahwa
peran pemerintahlah yang nampaknya menentukan.Di Inggris misalnya corak serta jenis
bantuan pelayanan sosial sangat tergantung pada kebijaksaan partai yang
berkuasa dalam kabinet.Kedua, kenyataan bahwa negara-negara maju seperti Eropa
barat dan Amerika serikat tidak menjalankan perencanaan pembangunan secara
normal, dalm artian perencanaan sosial tersebut sebagaimana apa adanya dalam
penjelasaan terdahulu. Dengan kata lain , negara maju tersebut ikut
terlibat dalam suatu usaha yang luas dan kontinu guna menghasilkan
perubahan-perubahan yang telah diperhitungkan dengan masak dalam lingkungan
sosial ekonomi mereka. Perbedaan penting lainya antara negara dunia ketiga
dengan negara-negara Amerika Utara dan Eropa Barat terletak pada peran
perencanaan pembanguna itu sendiri. Disebagian besar negara dunia ketiga,
pembangunan perencanaan telah menjadi suatu pusat kegiatan terhitung sejak
perang dunia II, khususnya sejak sejumlah negara banyak yang sudah banyak
memperoleh kemerdekaan politik.
B.
Definisi
Perencanaan Sosial
Perencanaan
sosial adalah kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat.
Secara Ilmiah yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya hambatan.
Perencanaan sosial lebih bersifat preventif oleh karena kegiatannya
merupakan pengarahan-pengarahan dan bimbingan sosial mengenai cara-cara hidup
masyarakat yang lebih baik. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang cepat akan besar pengaruhnya dalam kehidupan, baik positif maupun negatif.
Secara
sosiologis, perencanaan ini didasarkan pada perincian pekerjaan yang harus
dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik dari pada
sebelumnya.
C. Fungsi Perencanaan Sosial
Fungsi
perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan sehubungan
dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan pembentukan
suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil
akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.
Banyak
kegunaan dari pembuatan perencanaan yakni terciptanya efesiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan
sedini mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari
kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.
D.
Sifat
dan Tujuan Perencanaan Sosial
ð Sifat perencanaan
Perencanaan memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Kontribusi
terhadap tujuan (contribution of objective).
Bahwa
setiap perencanaan dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
2. Kedudukan
yang istimewa dari suatu perencanaan (primacy of planning).
Bahwa
setiap perencanaan selalu harus ditempatkan pada kedudukan pertama dari suatu
proses manajemen. Perencanaan harus dapat member arah bagi pelaksanaan proses
manajemen berikutnya.
3. Kemampuan
pengisian dari planning (pervasiveness of planning).
Merupakan
dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara pencapainnya. Suatu rencana
dilaksanakan oleh semua level manajer, tetapi penekanan dan cakupannya berbeda,
tergantung wewenang yang dimilikinya dan batasan dari atasan.
ð Tujuan Perencanaan
¤
Tujuan pertama adalah untuk memberikan
pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana,
karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka
harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja
sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
¤
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi
ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk
melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan
tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
¤
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir
pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja
lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang
manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat
menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
¤
Tujuan yang terakhir adalah untuk
menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi
selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana
dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat
menilai kinerja perusahaan.
E.
Proses
Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi,
memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang
memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para
manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada
semua tingkatan manajemen dan semakin mengingkat pada tingkatan manajemen yang
lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling
besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya
mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada
strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih
rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka
waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam
tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi
dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan
berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang
daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun
perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para mnajer untuk mengerti
peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan
perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1) Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan
2) Merumuskan
keadaan saat ini
3) Mengidentifikasikan
segala kemudhan dan hambatan
4) Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
F.
Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan
adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pencapain tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi
harus aktif, dinamis, berkesi nambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak
hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha.
Ada
dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1) Untuk
mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2) Untuk
mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
tujuan organisasi.
G.
Manfaat
dan Kelemahan Perencanaan Adalah :
ð Manfaat
Perencanaan :
1) Membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan
2) Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3) Membantu
penempatan tanggung jawab lebih tepat
4) Memberikan
cara pemberian perintah untuk beroperasi
5) Memudahkan
dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6) Membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7) Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti
8) Menghemat
waktu, usaha, dan dana.
ð kelemahan
perencanaan adalah :
1) Pekerjaan
yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2) Perencanaan
cenderung menunda kegiatan
3) Perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4) Kadang-kadang
hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada saat
masalah tersebut terjadi
5) Ada
beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
H.
Hubungan Perencanaan dengan Fungsi
Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling
dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta
kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan saling tergantung dan
berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing)
adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan perkiraan bagaimana
mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah
perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya
yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah
perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak
sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
I.
Peranan
Perencanaan Sosial
Pokok perhatian dalam Perencanaan
Sosial adalah melakukan modifikasi, menghilangkan atau membuat
kebijakan-kebijakan ataupun program-program sosial dalam suatu organisasi
pelayanan.
Perencanaan sosial umumnya mempunyai peran utama:
- Mengembangkan perundang-undangan.
- Mengevaluasi program-program sosial.
- Menciptakan/ mendisain model-model pelayanan.
- Mengembangkan komite dewan penasehat/ badan kebijakan yang bertugas memberikan masukan kepada pengembang program-program pada organisasi pelayanan.
Pada tingkat Masyarakat (Community Level) biasanya perencana
social bekerja pada agen-agen yang berada di bawah pemerintah ataupun Lembaga
Swadaya Masyarakat.
Adapun peran yang biasa dilakukan perencana sosial tingkat
masyarakat adalah:
- Perencanaan yang bersifat sektoral yang penjangkauannya lebih pada sektor pelayanan atau populasi yang spesifik.
- Peranannya lebih pada memberikan masukan pada sistem perundang-undangan atau kebijakan di bidang pelayanan kesehatan, kesehatan mental atau pelayanan pada anak-anak muda.
- Pelayanan yang bersifat direct service, dalam 4 bentuk:
·
Menggalang
dukungan untuk mencapai ideologi, program atau keuangan
·
Mengarahkan
proses perubahan dalam organisasi seperti dalam peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia, Perekrutan Tenaga Ahli, Fasilitas, Pendanaan, dll
·
Menentukan
wilayah pelayanan atau program.
·
Merubah
atau mengembangkan komunitas atau program sosial yang berada di luar wilayah
pelayanan, namun pelayanan itu penting untuk dilakukan, seperti
organisasi-organisasi pelayanan internasional (IOM, SC, WVI, etc)
Pada kenyataannya yang paling banyak
dilakukan oleh perencana sosial di tingkat komunitas atau masyarakat adalah
perencanaan yang bersifat sektoral dan menjadi advokasi dalam memberi masukan
pada sistem perundang-undangan atau kebijakan. Umumnya lembaga-lembaga
pelayanan di tingkat komunitas ini mempunyai wilayah kerja atau karakteristik
kelompok sasaran yang sama, untuk itu perlu dibentuk lembaga koordinasi yang
biasanya berada dibawah pemerintah, terutama lembaga-lembaga pemerintahan yang
terkait (Dinas, Departemen dll). Lembaga-lembaga pelayanan sosial swasta
umumnya mempunyai karakteristik memberi pekayanan pada 1 jenis pelayanan
(spesifik/ spesialisasi)
Dalam melakukan perencanaan biasanya
tidak pernah terlepas dari sektor-sektor terkait (lintas sektoral), dimana
masing-masing lembaga mempunyai tujuan yang khusus dan populasi yang khusus.
Untuk itu diperlukan satu koordinator yang dalam kerjanya menggunakan
pendekatan-pendekatan holistik/ komprehensif.
Biasanya kedudukan perencana sosial
dalam suatu organisasi dapat sebagai executive director yang mempunyai akses
pada pembuatan kebijakan di tingkat atas, namun tidak mempunyai akses pada
pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat. Posisi lainnya adalah berada di
antara menejerial dan operasional atau berada di dua posisi ini sekaligus,
mereka biasanya mempunyai otoritas pada pengembangan program dan pelaksanaan
program sehingga perencana dapat memahami pula implikasi dari masing-masing
kebijakan/ progrma yang dibuat.
Seorang perencana sosial selalu
mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pekerjaannya, dan setiap
perencan juga mempunyai atribut yang melekat dalam diri mereka yang sedikit
banyak juga turut mempengaruhi perencanaan yang mereka buat.
Permasalahan yang muncul terkadang
perencana dalam posisi ditengah-tengah antara masyarakat dengan seperangkat
kepentingan dan kebutuhan dengan pihak-pihak pemberi kerja atau donor.
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada
value-free-social planning, maksudnya dalah masalah atau perencanaan sosial
dibuat berdasarkan banyak pertimbangan yang dipengaruhi oleh banyak pihak
(masyarakat, donor, lembaga, politik, negara dll)
Keuntungan mempekerjakan perencana sosial profesional
diantaranya adalah
- Perencana sosial profesional memiliki pandangan yang lebih luas terhadap isu-isu dan problema-problema yang ada dalam setiap aspek perencanaan sosial.
- Perencana sosial profesional memiliki tingkat tertentu dalam hal keterampilan serta beberapa teknik analisa yang sudah diketahui bersifat umum untuk berbagai jenis perencanaan sosial.
Perencanaan Sosial Profesional ini biasanya berasal dari:
- Mereka yang memulai kariernya dengan mengkhususkan diri pada satu bentuk atau jenis pembangunan sosial atau perencanaan sosial, kemudian melanjutkan minat atau perhatiannya pada aspek-aspek perencanaan sosial yang lain.
- Mereka yang bekerja sebagai administrator umum atau perencanaan pembangunan yang meningkatkan suatu minat tertentu dalam aspek-aspek sosial di dalam pembangunan dan perencanaan.
- Mereka yang memilik latar belakang pendidikan sosiologi, kesejahteraan sosial antropologi atau bidang ilmu lainnya yang mengambil keputusan untuk memanfaatkan keterampilan akademisnya dalam praktek.
- Mereka yang khusus di didik atau dilatih sebagai perencana sosial.
Terdapat 4 komponen penting yang harus ada dalam latihan
perencanaan sosial, diantaranya:
- Pengantar studi pembangunan secara umum dan khususnya formulasi kebijaksanaan dan pembangunan sosial.
- Pengantar struktur pemerintahan dan administrasi serta peran peran dan metode perencanaan pembangunan.
- Analisa peran perencanaan sosial dalam berbagai bentuk.
- Batasan-batasan mengenai keterampilan dan teknik dasar yang dibutuhkan perencanaan sosial.
J.
Mengatasi
Permasalahan Penolakan Pada Pembaharuan
Faktanya organisasi atau masyarakat
sulit untuk menghadapi perubahan, karena mereka sudah mempunyai rutinitas yang
sudah mereka mengerti atau jalani. Selain itu perubahan biasanya berkorelasi
dengan masalah keuangan.
Apalagi suatu organisasi yang sudah
lama melakukan penanganan masalah sosial, umumnya mereka sudah mempunyai
mekanisme yang mapan sehingga ada ke engganan untuk melakukan perubahan.
Perubahan memang tidak dapat
dilakukan dengan paksaan, seorang perencana harus berusaha untuk meyakinkan dan
dilakukan secara perlahan dengan mengikut sertakan orang-orang yang
berkepentingan dalam proses perubahan yang dilakukan.
Ada beberapa alasan mengapa terjadi penolakkan pada
perubahan diantaranya:
- Merasa terhina jika perubahan ataupun usulan perubahan itu datang dari pihak luar.
- Adanya alasan kuangan, ketidaktersediaan dana untuk melakukan perubahan atau perubahan dirasakan tidak efisien sehingga dirasakan terlalu banyak membutuhkan biaya.
- Perubahan akan mengganggu proses menejemen, karena perubahan biasanya menuntut adanya penambahan atau perubahan keterampilan atau pengetahuan dan konsekuensinya membutuhkan tenaga baru seklaigus akan mengganggu status quo.
- Dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai kondisi atau situasi seperti saat ini sedangkan perubahan menuntut pengambilan risiko yang cepat.
Seorang perencana harus berusaha dengan segala kemampuan dan
pengetahuan serta pengalamannya untuk tetap melakukan perubahan dengan
menggunakan prosedur-porsedur dan teknik-teknik perencanaan dan perubahan yang
terjadi nanti harus etap sesuai dengan tujuan atau visi misi dari lembaga yang
bersangkutan atau masyarakat.
Pada kenyataan yang terjadi secara
umum bahwa sebuah organisasi baru atau pegawai baru lebih banyak dari mereka
yang mau mengambil risiko karena mereka umumnya masih mempunyai semangat yang
tinggi, dan lama kelamaan suatu organisasi atau pegawai itu makin mapan dan
berkembang sehingga mulai terbentuk suatu prosedur dan peraturan-peraturan yang
mulai di formalkan. Kemudian suatu organisasi atau pegawai mulai memikirkan
bagaimana cara untuk bertahan (survive) dan mulai memikirkan bagaimana membuat
organisasi mereka itu lebih maju ketimbang memikirkan penemuan-penemuan baru
yang kemungkinan akan mengganggu status kemapanan yang telah dicapai. Karena
perubahan juga tidak selalu menjamin adanya suatu inovasi dan suatu inovasi
juga tidak selalu menghasilkan pelayanan yang efektif atau lebih baik.
Perubahan biasanya terjadi karena
adanya tuntutan perluasan wilayan pelayanan dan atau ada data baru tentang
program tertentu, sehingga suatu organisasi harus merekrut tenaga baru dengan
ide-ide baru serta pengetahuan dan keterampilan yang lain. Namun kenyataannya
perekrutan tenaga baru cukup memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, jika
perekrutan dilakukan oleh lembaga khusus yang menangani perekrutan terkadang
hasilnya kurang memuaskan karena lembaga tersebut kurang mengakomodir keinginan
lembaga yang berkepentingan sehingga jika ingin memanfaat lebaga seperti ini
harus diterangkan dengan tepat tenaga baru yang dibutuhkan secara detail.
Permasalah yang berkaitan dengan
perubahan adalah kaena adanya hambatan pada keterbatasan sumber daya, biaya dan
pembagian tugas. Bahkan terkadang hambatan ini sudah mendarah daging dalam
tubuh suatu organisasi sehingga mereka pun tidak mengetahui jika mereka
mempunyai permasalahan. Dalam hal ini perencana sosial dapat bertindak sebagai
fasilitator atau penghubung antara lembaga dengan sumberdaya terkait. Terkait
dengan biaya atau sumber dana biasanya suatu lembaga telah memiliki alokasi
dana yang tetap, namun dengan adanya perubahan dapat mengganggu stabilitas dana
yang ada, mereka sudah menginfestasikan dana mereka pada fasilitas, tenaga ahli
(terutama dalam hal pelatihan tenaga menjadi tenaga profesional).
K.
Perencanaan Sosial Dalam Perencanaan
Pembangunan
Didalam perencanaan pembangunan ada
beberapa hal atau faktor yang tidak boleh ditinggalkan, faktor-faktor yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Faktor
manusia
Sebagaimana yang telah disebutkan
oleh Apthorpe (1970) dan para pakar yang lain bahwa manusia menjadi salah satu
faktor penting dalam perencanaan pembnagunan. Faktor ini meliputu beberapa
sapek lingkugan sosial budaya yang mempengaruhi cara mereka merasakan kebutuhan
dan mewujudkanya dalam program pembangunan.Konsep faktor manusia adalah penting
dalam mendiskusika rasionalitas manusia.
2.
Pemenuhan
kebutuhan sosial
Sedikit berbeda tentang interpretasi
mengenai aspek sosial pada perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan sosial (Provision of
social nedds) termasuk pelayanan sosial dasar seperti pendidikan
,kesehatan, perumahan dan kebutuhan dasar lainya yang tidak mudah untuk
ditentukan seperti kebudayaan tradisional. Pada zaman dahulu progran-program
pembangunan hanya diarahkan pada pencapaian ekonomi dan kurang mengindahkan
kebutuhan sosial yang ada.
3.
Keadailan
sosial
Tujuan dari memperhitungkan
faktor-faktor sosial adalah untuk mengetahui kemungkinan dampak yang timbul
dari adanya ketimpangan-ketimpangan antara individu atau kelompok seperti
program ekstensifikasi pertanian akan membawa keuntungan pada semua petani atau
hanya pada petania kaya saja. Dengan kata lain perencanaan pembangunan harus
dihubungkan dengan pertanyaan tentang persamaan keadilan sosial.
4.
Pembangunan
manusia seutuhnya
Alasan mengapa faktor sosial menjadi
bagian dalam perencanaan pembangunan nasional yang pertama adalah adanya fakta
bahwa perencanaan sering gagal jika pertimbangan sosial tidak diperhitungkan
dan alasan yang kedua adalah bahwa pencapaian tujuan sosial atau berbagai
tujuan lainya sekarang ini banyak dikenal di berbagai negara sebagai tujuan
akhir, tidak ahnaya sekedar cara untuk meyakinkan bahw atujuan ekonomi akan
tercapai tanapa adanya rintangan. Hal ini telah dipaparkan oleh Nye-rere
yang tidak hanya menekankan pentingnaya pertimbangan faktor sosial tetapi lebih
jauh dari itu seperti yang ia katakan bawa jika kita mengejar-ngejar kekayaan
sebagai”martabat” dan ketimpangan sosial maka yang terakhirlah yang akan
mendapat prioritas penanganan (Nye-rere, 1968 : 316).
L.
Tahap-tahap
Perencanaan Pembangunan
Dalam
tahapan-tahapan perencanaan pembangunan tentunya sangat menunjang dan membantu
kelancaran suatu perencanaan pembangunan agar dapat berjalan dengan baik dan
lancar serta tepat sasaran yang diharapkan. Adapun tahapan-tahapan dalam
suatu proses perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana
Penyusunan rencana terdiri dari :
a. Tinjauan keadaan
Tinjauan keadaan ini dapat berupa
tinjauan sebelum memulai suatu rencana atau suatu tinjauan tentang pelaksanaan
sebelummnya.
b. Perkiraan keadaan masa yang akan
dilalui rencana
Hal ini
diperlukan data-data statistik, hasil penelitian dan tekhniknya.
c. Penetapan tujuan rencana dan
pemilihan cara-cara pencapaian tujuan tersebut.
d. Identifikasi kebijakan atau kegiatan
usaha yang perlu dilakukan dalam rencana.
e. Persetujuan rencana.
Proses pengambilan keputusan disini
mungkin bertingkat-tingkat dari keputusan dibidang tekhnik kemudian memasuki
wilayah proses politik.
2. Penyusunan program perencanaan.
Dalam tahapan ini dilakukan
perumusan yang lebih terperinci mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu
tertentu, jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga
atau kerja sama antar lembaga mana yang akan melakukan program-program
pembangunan.
3. Pelaksanaan rencana
Dalam pelaksanaan rencana, suatu
rencana tentunya harus yang benar-benar sesuai dengan kesepakatan awal, jangan
sampai menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan bagi yang lainnya.
4. Pengawasan atas pelaksanaan rencana
Tujuan pengawasan adalah :
a. Mengusahakan supaya pelaksanaan
rencana berjalan sesuai dengan rencana.
b. Apabila terdapat penyimpangan, kita
akan tau seberapa jauh penyimpangan tersebut dan apa penyebabnya.
c. Dilakukan tindakan korektif terhadap
adanya penyimpangan-penyimpangan.
5. Evaluasi
Evaluasi ini membantu kegiatan
pengawasan, dalam hal ini dilakukan suatu evaluasi atau tinjauan yangberjalan
secara terus menerus.
Dengan adanya perencanaan
pembangunan tentunya akan sangat bermanfaat dalam menunjang pembangunan yang
akan dilakukan baik bagi pemerintah maupun rekanan kerja dan masyarakat. Adanya
tahapan-tahapan yang baik dalam perencanaan pembangunan maupun dalam
pembangunan itu sendiri diharapkan akan sangat membantu dalam proses
perencanaan yang betul-betul bisa bermanfaat baik bagi pemerintah maupun
masyarakat dan untuk menunjang kemajuan daerah itu sendiri
M.
Mekanisme
Perencanaan dan Pembangunan
Perencanaan
maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda. Perencanaan adalah suatu
proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan Pembangunan adalah suatu
proses perubahan dari kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik dan atau dari
yang belum ada menjadi ada.
Dengan
demikian Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan pembangunan secara sistimatis dimana pilihan-pilihan tersebut
dilakukan secara skala prioritas dan bermanfaat bagi masyarakat baik secara
efisien dan efektif berdasarkan ukuran atau ketentuan yang dipilih sebelumnya.
Perencanaan
pembangunan sanagat erat hubungannya dengan ekonomi pembangunan, bila sekiranya
ruang gerak ekonomi pembangunan berusaha mencari strategi pembangunan Negara
yang sedang berkembang, maka perencanaan pembangunan merupakan alat yang ampuh
untuk menterjemahkan strategi pembangunan tersebut kedalam berbagai program
kegiatan yang terkoordinir.
Perencanan
pembangunan merupakan suatu usaha untuk merencanakan perkembangan masa depan
suatu negara maupun daerah, tidak akan maju dan berhasil pembangunan suatu
negara atau daerah tanpa adanya perencanaan pembangunan yang terarah.
Ruang
lingkup perencanaan Negara sedang berkembang tentunya sangat tergantung dengan
keadaan ekonomi, sosial dan politik dan tahap pembangunannya. Hal ini berlaku
pula bagi perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan di
daerah, semakin maju tahap pembangunannya, maka akan semakin komplek pula ruang
lingkup dan tehnik penyusunan perencanaan pembangunannya.
Akan
tetapi harus pula diakui bahwa bagaimanapun kompleksnya sebuah rencana, tidak
akan menjamin bahwa pelaksanaannya akan berjalan dengan mudah dan hasil yang
dicapai sesuai dengan rencana, akan tetapi perencanaan pembangunan merupakan
langkah awal dari serangkaian langkah yang akan ditempuh dimasa yang akan
datang. Perencanaan pembangunan sebagai alat kebijaksanaan pemerintah akan
tetap memegang peranan penting didalam proses pembangunan nasional maupun
daerah.
Dalam
penyusunan perencanaan pembangunan dilakukan perumusan yang lebih terperinci
mengenai tujuan dan sasaran dalam jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal
kegiatan, jumlah pembiayaan serta penentuan lembaga atau kerja sama antar
lembaga mana yang akan melakukan program-program pembangunan.
Dengan
penelaahan perencanaan pembangunan tentunya ada tahapan-tahapan yang harus kita
ikuti, hal tersebut menunjukkan urutan-urutannya saja, sebab didalam kegiatan
perencanaan pembangunan nanti diharapkan bisa terkontrol dan kegiatan
pembangunannya bisa berjalan dengan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar